Fluorida di air minum adalah suatu hal yang sering kali menjadi perdebatan di masyarakat. Sebagian orang berpendapat bahwa penambahan fluorida pada air minum dapat membantu mencegah kerusakan gigi, sementara yang lain khawatir bahwa konsumsi fluorida berlebihan dapat memberikan dampak negatif pada kesehatan, terutama pada perkembangan otak anak-anak.
Sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh para peneliti dari University of Toronto menemukan bahwa anak-anak yang tinggal di daerah dengan kadar fluorida tinggi dalam air minum memiliki skor IQ yang lebih rendah dibandingkan dengan anak-anak yang tinggal di daerah dengan kadar fluorida rendah. Penelitian ini melibatkan lebih dari 500 pasangan ibu dan anak di Kanada dan mengukur kadar fluorida dalam air minum serta skor IQ anak-anak yang berusia antara 3 hingga 4 tahun.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara konsumsi fluorida dalam air minum dengan penurunan skor IQ pada anak-anak. Para peneliti menyebutkan bahwa fluorida dapat membahayakan otak anak dengan mengganggu perkembangan kognitif dan neurologis mereka. Meskipun belum ada konsensus ilmiah yang jelas mengenai efek fluorida pada kesehatan otak, namun temuan ini menimbulkan kekhawatiran terhadap penggunaan fluorida dalam air minum.
Di Indonesia sendiri, penambahan fluorida pada air minum masih menjadi praktik umum dalam upaya pencegahan kerusakan gigi. Namun, dengan adanya temuan ini, masyarakat dan pemerintah perlu lebih berhati-hati dalam mengatur kadar fluorida dalam air minum agar tidak memberikan dampak negatif pada kesehatan anak-anak. Selain itu, penting juga untuk memberikan informasi yang jelas kepada masyarakat mengenai manfaat dan risiko penggunaan fluorida dalam air minum.
Sebagai orangtua, penting untuk selalu memperhatikan kesehatan anak, termasuk dalam hal konsumsi air minum. Jika Anda memiliki kekhawatiran terhadap kadar fluorida dalam air minum, sebaiknya berkonsultasi dengan ahli kesehatan atau dokter gigi untuk mendapatkan informasi dan saran yang tepat. Kesehatan anak adalah prioritas utama, dan kita semua bertanggung jawab untuk melindungi mereka dari risiko yang dapat membahayakan perkembangan mereka.